Jumat, 27 Oktober 2017

sbm A 9-a (Hakikat alat dan media)

ALAT DAN MEDIA BELAJAR MENGAJAR
(Hakikat alat dan media)

Assaffanatul Faiqoh
2023116135 
KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat dan media belajar mengajar” dengan baik tanpa adanya halangan yang berarti.
Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkonstribusi secara maksimal dalam penyelesain makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara terbuka menerima kritik dan saran dari pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembaca.




Pekalongan, 22 oktober 2017



Penulis











BAB I
PENDAHULUAN

A. Tema
Alat dan media belajar mengajar
B. Sub Tema
Hakikat alat dan media belajar mengajar
C. Penting Dikaji
Didalam sebuah proses belajar mengajar tentunya memiliki berbagai alat dan media dalam pembelajaran. Fungsi utama dari alat dan media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaan alat dan media belajar mengajar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempangaruhi kualitas hasil belajar siswa.




















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat
Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Kata “segala sesuatu” memberikan pengertian bahwa alat pembelajaran mempunyai wujud fisik dan non fisik. Alat pembelajaran yang berwujud fisik, dibagi menjadi dua jenis: alat pembelajarang yang tidak berhubungan langsung (membantu penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah sarana dan prasarana (sarpras) pembelajaran dan alat pembelajaran yang berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah media pembelajaran. Sedangkan alat pembelajaran yang bersifat non fisik, antara lain: perintah, larangan, hukuman, ganjaran. Alat-alat pembelajaran non fisik mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan alat pembelajaran fisik yaitu digunakan untuk membantu pemcapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penggunaan alat pembelajaran sepenuhnya menjadi wewenang pendidik, tentunya dengan memperhatikan asas edukatif, sehingga dalam proses pembelajaran tidak akan terjadi hal-hal yang kurang baik. Sebagai contoh, penggunaan alat pembelajaran berupa hukuman, harus dilakukan dengan cara mendidik (hukuman yang mendidik) yaitu dengan syarat dilakukan secara martabat (tidak merendahkan peserta didik), tidak berupa hukuman fisi, dilakukan tidak karena dendam dan hukuman yang diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan (tidak berlebihan).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan bagian dari alat pembelajaran. Baik alat maupun media pembelajaran secara umum berfungsi untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran baik langsung maupun tidak langsung. Pemilihan penggunaan alat dan media pmebelajaranagar berfungsi secara optimal, sepenuhnya tergantung pada pendidik.
B. Pengertian Media
Kata media sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bantuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti “perantara” atau “penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi blajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely (1971) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengetahuan ini guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
AECT (1977) sebuah organisasi yang bergerak dalam teknologi pendidikan dan komunikasi, mengartikan media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Demikian juga Molenda dan Russel (1990) mengungkapkan bahwa “media is a channel of communication. Derived from the Latin word fot “between”, the term refers to anything that carries information beetwen a source and a receiver.” Robert Hanick, Dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.
Dari beberapa pengertian di atas dapat kita garis bawahi bahwa media adalah perantara dari sumber informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media manakala digunakan untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan. Misalkan seorang kepala desa ingin mengajak kerja bakti kepada warganya pada hari dan waktu tertentu, maka ia menuliskan ajakan tersebut di papan pengumuman desa. Papan pengumuman merupakan media bagi kepala desa. Dari penjelasan di atas maka media itu adalah perantara untuk menyampaikan pesan tertentu dari pengirim ke penerima pesan. Dengan demikian media pertama kali digunakan sebagai alat bantu penyalur pesan.
C. Pengertian media pembelajaran
Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Bagi Rossi media itu sama dengan alat-alat fisik yang mengandung informansi dan pesan pendidikan. Pendapat Rossi itu juga dikemukakan oleh AECT (1977) yang menjelaskan media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
Dari konsep di atas, maka bedanya antara media dan media pembelajaran terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apapaun itu asal berisi tetag pesan-pesan pendidikan termasuk dalam media pendidikan atau media pembelajaran. Dalan kasus pak lurah ingin mengajak kerja bakti kepada warganya melalui papan pengumuman desa, tidak termasuk pada media pembelajaran, sebab pesan yang disampaikan sebatas pengumuman saja. Dengan demikian, media pembelajaran alat yang mengandung pesan pendidikan. Misalnya buku dapat dikatakan sebagai suatu media manakala ada pesanyan disampaikan dalam buku tersebut.
Dari uraian di atas, maka nampak jelas terjadinya pergeseran makna tentang media pembelajaran, yakni dari media yang menitikberatkan pada alat untuk menyampaikan informasi pesan yang berarti media lebih mementingkan pada sumber pesan itu sendiri yakni guru, menjadi media sebagai segala sesuatu yang dapat memengaruhi belajar siswa, yang berarti media menitikberatkan pada proses dan siswa itu sendiri. Dengan demikian, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, menambah sikap atau menanamkan ketrampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.
Dari batasan tersebut minimal ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, media pembelajaran tidak terbatas pada alat saja akan tetapi meliputi pemanfaatan lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, media digunakan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau digunkan untuk menanamkan ketrampilan tertentu. Ini berarti dalam alat dan kegiatan yng dirancang itu mengandung pesan tertentu sesuai dengan tujuan penggunaan media itu sendiri.
D. Jenis dan kriteria memilih media pembelajaran
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pasca Sarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwasanya media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.
Sebagai pendekatan praktis disarankan untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru).
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu  
1) ketersediaan sumber setempat
2) apakah untuk memberi atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitas.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media.
4) Efektivitas biayanya dalam janhka waktu yang panjang.
 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru terampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan ketrampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran. Menilai keefektifan media pengajaran penting bagi guru agar ia bisa menentukan apakah penggunaan media mutlak diperlukan atau tidak selalu diperlukan dalam pengajaran sehubungan dengan prestasi belajar yang dicapai siswa. Apabila penggunaan media pengajaran tidak memperngaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaan dan perlu mencari usaha lain diluar media pengajaran.
Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut.
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
Artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapakan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahama, aplikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran.
2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media
Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunannya.
4. Ketrampilan guru dalam menggunakannya
Apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak penggunaannya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
5. Tersedia waktu untuk menggunaknnya
Sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6. Sesuai dengan taraf pikir siswa
Memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berpikir yang tinggi.
E. Pentingnya media pembelajaran
Mengajar dapat dipandang suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan, yang dimaksud belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer untuk digunakan oleh siswa. Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kegiatan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk memperlajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompa darah. Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film atau foto-foto dan lain sebagainya. Demikian juga untuk mempunyai ketrampilan untuk membedah atau melakukan operasi pada manusia, pertama kali kita perlu melakukan pembedahan langsung, akan tetapi dapat menggunakan benda semacam boneka yang mirip dengan manusia. Atau untuk memperoleh ketrampilan mengemudikan pesawat ruang angkasa, dalam proses pembelajaran dapat melakukan simulasi terlebih dahulu dengan pesawat yang mirip dan memiliki karakteristik yang sama. Alat yang dapat membantu proses belajar ini yang dimaksud dengan media atau alat peraga pembelajaran.
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.












BAB III
PENUTUP

Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Kata “segala sesuatu” memberikan pengertian bahwa alat pembelajaran mempunyai wujud fisik dan non fisik. Dan media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya.
beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain lain. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padar (solid model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan lain-lain.  Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan Lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Mengajar dapat dipandang suatu usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan, yang dimaksud belajar itu sendiri adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Namun, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana kegiatan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan













DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Pres.
Sadiman, Arif, R. Rahardjo dkk. 1996. Media pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada media Group.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rifai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: sinar baru algensindo.
Sundayana, Rosita. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: ALFABETA, cv.






PROFIL

Nama : Assaffanatul Faiqoh
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 26 November 1997
Alamat : Jl. Ottoiskandar dinata Baros, Pekalongan Timur
Riwayat Pendidikan : - MINU Baros
  - SMP N 7 Pekalongan
  - MAN 3 Pekalongan
No. HP : 085865803861

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan bijak