METODE PEMBELAJARAN
MACAM-MACAM METODE PEMBELAJARAN INKONVENSIONAL
Nur Aliyah
(2021115178)
Kelas E
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada baginda nabi agung Muhammad SAW, semoga kita semua termasuk umat yang mendapat syafaat di Yaumul Akhir nanti. Aamiin.
Makalah tentang “Penerapan Pendekatan Belajar Mengajar”, dibuat guna memenuhi tugas mata Strategi Belajar Mengajar
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah memberikan waktu untuk mengizinkan penulis menyelesaikan makalah ini dengan semampu penulis. Serta teman-teman yang telah mendukung sehingga makalah ini dapat terselesaikan .
Dengan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, analisis materi kajian ataupun cara penulisannya. Maka dari itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Pekalongan,19 Oktober 2017
Nur Aliyah (2021115178)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema : Metode Pembelajaran
B. Sub Tema : Macam-macam Metode Pembelajaran Inkonvensional
C. Mengapa Penting Untuk Dikaji
Macam-macam Metode Pembelajaran Inkonvensional penting untuk dikaji karena dengan menggunakan Metode Pembelajaran Inkonvensional maka penyampaian materi atau keterampilan kepada peserta didik dapat berjalan dengan lancar, nyaman dan menyenangkan. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat yang dilakukan oleh guru akan berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari bahasa Greek-Yunani, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari asal makna kata tersebut dapat diambil pengertian secara sederhana metode adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh seorang guru dalam menyempaikan ilmu pengetahuan pada anak didiknya sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
Memahami pemaknaan metode tersebut maka dapat diambil pengertian tentang metode pengajaran sesuai yang diungkapkan oleh Thoifuri bahwa metode pengajaran adalah cara yang ditepuh oleh guru dalam menyaipaikan bahan ajar kepada sisiwa secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Adapun pengertian lain adalah tekni penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok/klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi intruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
B. Metode Belajar Mengajar Inkonvensional
Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, seperti: merode pengajaran modul, pengajaran berprograma, pengajaran unit, metode CBSA (Cara Belajar Mengajar Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan metode KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan).
1. Metode Pengajaran Modul
Metode adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasa tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya modul meliputi: pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar, dan tes akhir.
Untuk guru inisiator hendaknya pemperhatikan format tersebut apabila menggunakan modul dalam pengajarannya. Guru perlu apersepsi dalam pendahuluan, perlu adanya tes awal sebagai persiapan belajar siswa, pelaksanaan pengajaran yang interaktif atara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sumber belajar meliputi berbagai macam (tidak hanya guru), dan dilaksanakan tes akhir untuk mengetahui sejauh mana siswa menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan guru.
2. Metode Pengajaran Terprogram
Metode pembelajaran terprogram menggunakan bahan pengajaran yang disiapkan secara khusus. Isi pengajaran didalamnya harus dipecahkan menjadi langkah-langkah kecil, diurut dengan cermat, diarahkan untuk mengurangi kesalahan, dan diikuti dengan umpan balik segera. Siswa mendapatkan kebebasan untuk belajar menutut kecepatan masing-masing.
Metode ini tatkala dipergunakan perlu memperhatikan:
a. Siswa-siwa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lainyang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut.
b. Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes. Respon yang harus dibuat siswa selama proses belajarnya dimaksudkan untuk membantu belaja, bukan untuk dijadikan dasar penilaian dalam mata pelajaran tersebut.
c. Tersedia sumber yang dapat membantu siswa bila ia mengalami kesulitan.
d. Secara preodik, siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar.
Metode ini tepat diterapkan bila:
a. Kurang mendapatkan interaksi sosial
b. Semua tahap belajar, dari permualaan sampai dengan proses akhir belajar siswa.
c. Belajar formal, belajar jarak jauh, dan magang.
d. Mengatasi kesulitan perbedaan individual.
e. Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan.
Metode ini memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Bahan pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap siswa melalui urutan kegiatan belajar yang sama. Hal ini membuat metode kurang fleksibel.
b. Biaya pengembangan tinggi.
c. Siswa kurang mendapatkan interaksi sosial.
Sebagai contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, koputer, internet dan lain-lainnya. Namun deikian, bukan berarti guru tidak berfungsi atau tidak dipakai lagi, alat tersebut hanya sebagai pembantu guru untuk lebih mudah dan cepat memahamkan siswanya. Disinilah guru inisiator hendaknya melengkapi diri dengan media pengajaran yang representatif.
3. Metode pengajaran unit
Metode proyek atau metode unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga memecahkannya secara keseluruhan dan bermakna.
Penggunaan metode ini bertolak dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalahperlu melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbanagnnya bagi pememcahan masalah tersebut, sehingga tiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti. dalam penggunaan metode proyek memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
Beberapa kelebihan metode ini antara lain:
a. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan.
b. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
c. Metode ini swsuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan:
1) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalan kelompok.
2) Bahan pelajarn tak terlepas dari kehidupan riel sehari-hari yang penuh dengan masalah.
3) Pengembangan aktivitas, kreativitas, dan pengalaman siswa banyak dilakukan.
4) Agar teori dan praktek, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan
Kekurangan
Metode ini mengandung kekurangan, antara lain:
a. Kurikulum yang berlaku diindonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah.
c. Bahan pelajaran sering menjadi luar sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
4. Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tungkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Dalam metode ini guru tidak boleh menganggap siswa sebagai anak kecil yang tidak bisa mandiri dalam belajar, akan tetapi guru sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajaran.
E. mulyasa mengatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1) Dikembangkan rasa percaya diri kepada para pesertaa didik, dan mengurangi rasa takut.
2) Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
3) Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya.
4) Memberi pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5) Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
5. Metode KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi)
Metode KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi) adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance tertentu (kompetensi), sehingga hasil yang dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Dalam KBK ini kemampuan siswa diharapkan seimbang antara pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Kompetensi pengetahuan (kognitif) bertujuan menguasai pengetahuan melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Kemampuan sikap (afektif) bertujuan mampu menyikapi segala persoalan dengan sikap yang tenang, tidak emosional. Kemampuan ketrampilan (psikomotorik) menekankan pada penggunaan fisik dengan tujuan terampil melaksanakan pekerjaan.
Ada tiga landasan secara teoritis Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu:
Pertama: adanya pergeseran pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual, kedua: pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery) adalah suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Ketiga: pendefinisian kembali terhadap bakat.
6. Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan diaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan pendidikan. untuk merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik peserta didik. Adapun tujuan KTSP adalah meningkatan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat,meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidkan tentang kaulitas pendidikan yang akan dicapai.
C. Beberapa Contoh Metode Inkonvensional
1. Kartu Sortir (Card Sort)
Ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
2. Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
3. Poin Kaunterpoin (point- Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kuarang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
4. Belajar Melalui Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara laus yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari kelompok kekelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah slternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
5. Peta Pikiran (Mind Maps)
Pemetaan pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencarat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi intruksional, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Adapun Metode mengajar inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, seperti: merode pengajaran modul, pengajaran berprograma, pengajaran unit, metode CBSA (Cara Belajar Mengajar Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), dan metode KTSP (Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Bahri Djamarah, Syaiful. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Yamin Martinis. 2007. Desain Pembelajaran berbasis Tinggi Satuan Pendidikan. Jakarta: gaung Persada Press
Mustakim Zaenal. 2015. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekelongan: STAIN Pekalongan Press
Profil Diri
Nama : Nur Aliyah
Alamat : JL. Kyai Bukhori Ds. Pabean Kec. Pekalongan utara
Riwayat Pendidikan:
1. MSI 12 PABEAN Pekalongan
2. SMP SLAFIYAH PEKALONGAN
3. Kejar Paket C Pabean Pekalongan
4. Masih menempuh S1 di IAIN Pekalongan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan bijak