Sabtu, 23 Desember 2017

Makna Kemerdekaan Indonesia dan Tokoh yang berperan di dalamnya



Sejarah mencatat puncak perjuangan bangsa adalah detik-detik Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Pada saat itu luapan kegembiraan sebagai bangsa yang merdeka memuncak. Pekik ”Merdeka” membahana di seluruh pelosok tanah air.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mempunyai makna sebagai berikut :

a.    Lahirnya negara Republik Indonesia.
b.    Puncak perjuangan bangsa Indonesia.
c.    Pelaksanaan amanat penderitaan rakyat.
d.    Berlakunya tata hukum Indonesia.
e.    Dihapusnya tata hukum kolonial.
f.     Bangsa Indonesia menyusun pemerintahan.

Tokoh yang berperan di dalamnya :


Ir. Soekarno

Ir. Soekarno adalah proklamator dan
Presiden Pertama RI yang dilahirkan di Surabaya
pada tanggal 6 Juni 1901. Pada tahun 1925,
beliau menamatkan pendidikannya di Technische
Hogere School (THS) di Bandung. Beliau
memperoleh gelar insinyur.
Pada penjajahan Belanda, Soekarno aktif dalam berbagai organisasi
antara lain PNI (Partai Nasional Indonesa) dan Partindo (Partai Indonesia).
Melalui organisasi tersebut, Soekarno menunjukkan sikapnya yang menolak
bekerja sama dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Soekarno berkalikali
ditangkap polisi Hindia Belanda, dan dijebloskan ke penjara, dan hidup
di pengasingan.
Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno diangkat sebagai ketua
Putera (Pusat Tenaga Rakyat), penasihat Jawa Hokokai, anggota BPUPKI,
dan PPKI.
Soekarno memiliki peran penting pada saat Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Didampingi M. Hatta dan Ahmad Soebardjo, Soekarno menyusun
naskah Proklamasi. Setelah diketik Sayuti Melik, teks proklamasi
ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta, atas nama bangsa Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan diumumkan di kediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, disusul dengan pengibaran bendera
Sang Merah Putih. Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, Ir. Soekarno
dipilih sebagai presiden pertama Republik Indonesia. Beliau wafat pada
tanggal 21 Juni 1970 dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Drs. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12
Agustus 1902. Hatta memperoleh gelar ”doktorandus” (Drs) bidang ekonomi
dari Handels Hogere School (HHS) Belanda pada tahun 1932. Dengan
bekal pendidikannya, Hatta memelopori pendirian koperasi di tanah air.
Sehingga beliau disebut sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda, Hatta merupakan tokoh yang gigih
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau menolak kerja sama
dengan pemerintah Belanda untuk kemerdekaan Indonesia. Hal ini membuat
pemerintah Belanda marah. Setelah Hatta menyelesaikan pendidikannya
di HHS, Hatta aktif dalam organisasi pergerakan nasional di tanah air. Hal
ini menyebabkan beliau ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan
diasingkan.
Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, Hatta diangkat sebagai pimpinan
Putera (Pusat Tenaga Rakyat), anggota BPUPKI, dan wakil ketua PPKI.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno menandatangani
dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hatta kemudian dipilih
sebagai Wakil Presiden RI yang pertama.
Pada tahun 1949, Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam
Konferensi Meja Bundar di Den Haag, negeri Belanda. Hasil konferensi itu
adalah pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada Republik
Indonesia. Beliau wafat pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di
Tanah Kusir, Jakarta.


Ahmad Soebardjo

Mr. Ahmad Soebardjo Djojoadisurjo, lahir di Karawang, Jawa Barat
pada tanggal 23 Maret 1896. Setelah lulus dari HBS (Sekolah Menengah
Atas) di Jakarta pada tahun 1917, kemudian memperoleh gelar ”Meester
in de Rechten” disingkat ”Mr” atau disebut juga Sarjana Hukum (S.H.) pada
tahun 1933 dari Universitas Leiden, Belanda.
Semasa menjadi mahasiswa, beliau aktif memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Beliau bergabung dalam organisasi kepemudaan seperti Jong
Java dan Perkumpulan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Menjadi anggota
delegasi Indonesia pada Kongres Antiimperialis di Belgia dan Jerman.
Setelah kembali ke Indonesia, beliau aktif menjadi anggota Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Menjelang proklamasi kemerdekaan RI, Ahmad Soebardjo berhasil
menyatukan perbedaan pendapat golongan muda dan golongan tua di
Rengasdengklok. Berkat usahanya, kedua golongan sepakat untuk membahas
persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Sidang PPKI
mendapat anggota tambahan yaitu wakil dari pemuda.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo diangkat sebagai Menteri Luar Negeri.
Beliau kembali menjabat Menteri Luar Negeri pada periode 1951–1952.
Beliau juga pernah menjabat sebagai duta besar pada Republik Federal Swiss
periode 1957–1961.
Ia memperoleh gelar profesor dalam bidang sejarah Konstitusi dan
Diplomasi RI dari Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Mr. Ahmad Soebardjo
Djojoadisurjo meninggal dunia pada tanggal 15 Desember 1978.

Fatmawati Soekarno

Fatmawati adalah istri Presiden Soekarno. Ibu Fatmawati lahir di
Bengkulu pada tanggal 15 Februari 1923. Sejak masa perjuangan beliau
selalu menyertai Presiden Soekarno. Setelah proklamasi beliau selalu
mendampingi dalam kegiatan kenegaraan.
Pada saat-saat menjelang proklamasi, Ibu Fatmawati menjahit bendera
Merah Putih. Bendera itulah yang dikibarkan pada saat pembacaan
Proklamasi. Bendera merah putih yang dijahitnya telah berkibar di bumi
pertiwi dan menjadi kenangan bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Ibu Fatmawati wafat pada tanggal 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan bijak