PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT PENDEKATAN”
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Hakikat Pendekatan sesuai dengan rencana, meskipun banyak kekurangan didalamnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Dan juga saya ucapkan terimakasih pada Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku Dosen Strategi Belajar Mengajar di IAIN Pekalongan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun bagi yang membacanya. Penulismohon kritik dan saran yang membangun dari Anda atau pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Pekalongan, 20Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Pendekatan Belajar Mengajar
B. Sub Tema
Hakikat Pendekatan
C. Mengapa penting untuk dikaji?
Pendekatan pembelajaran merupakan titik acuan atau sudut pandang terhadap proses belajar dan mengajar. Sudut pandang dalam pembelajaran lebih bersifat teoritis untuk mengungkapkan pemikiran-pemikiran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
Pembelajaran itu semestinya dipandang sebagai proses yang bersifat dinamis. Dinamisasi proses itu ditandai dengan adanya interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dengan siswa, siswa dengan temannya atau siswa dengan sumber belajar.
Oleh karena itu, calon guru maupun seorang guru harus mengerti tentang hakikat pendekatan agar nanti dapat merenapkan pendekatan dalam proses pembelajaran yang akan dijalaninya itu berjalan dengan efektif dan mencapai tujuannya. Serta, sebagai pengelola pembelajaran, guru perlu menetapkan pendekatan apa yang digunakan untuk ketercapaian tujuan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pengertian pendekatan dalam pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut Babbage, Byers dan Redding (1999), bahwa “teaching approach is a way to begin and introduce ideals” artinya bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara untuk memulai dan mengenalkan berbagai gagasan/materi ajar.
2. Menurut Sanjaya (2008), bahwa pendekatan (approach) dapat diartikan sebagi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadi suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi atau metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
3. Menurut Gulo (2008), bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam proses pembelajaran. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara berpikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.
4. Menurut Suprihatiningrum (2013), bahwa pendekatan pembelajaran merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses pembelajaran dilakukan sehingga tujuan yang diharapkan tercapai.
Dari beberapa penertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran.[1]
Pengertian pendekatan pembelajaran berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran dedukatif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang atau terhadap proses pembelajaran yang mengharuskan proses pembelajaran itu membimbing peserta didik secara aktif, mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara melalui proses yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.[2]
B. Hakikat Pendekatan
Pendekatan dalam pembelajaran seharusnya berangkat dari konsep dasar manusia, yaitu fitrah. Setiap anak dilahirkan menurut fitrahnya, yaitu memiliki akal, nafsu (jasad), hati, dan ruh atau jiwa. Konsep Islam inilah yang sekarang lantas dikembangkan menjadi konsep multipe intelligence. Pendekatan pembelajaran sekolah-sekolah yang diteliti menurut para sekolahnya berangkat dari konsep dasar fitrah manusia itu.[3]
Pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat aksiomatik dan menggambarkan sifat – sifat dan ciri khas suatu pokok bahsan yang diajarkan. Dalam pengertian pendekatan pembelajaran tergambar latar belakang psikologis dan latar pedagogis. Dari pilihan metode pembelajaran yang akan digunakan dan diterapkan oleh guru bersama siswa. Di dalam pengertian pendekatan pembelajaran, para ahli yang mengembangkan konsep tersebut melalui kajian psikologis dan pedagogis berupaya mencapai kesepakatan dengan para praktisi dan pemerhati pembelajaran tentang bagaimana seharusnya membelajarkan. Contoh pendekatan pembelajaran adalah: pendekatan lingkungan, pendekatan konsep, pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik, pendekatan kontekstual, pendekatan keterampilan proses, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat, pendekatan kompetensi, pendekatan holistik, dan lainya.[4]
Dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarang yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.
Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan salam segala hal. Maka adalah sangat penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaan, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.[5]
C. Macam-Macam Pendekatan
Ada sejumlah pendekatan yang dapat dipandang sebagai pendekatan yang dipandang oleh guru dalam pembelajaran yang mendidik. Kita awali dengan pendekatan yang mengacu pada Standar Proses Pendidikan yang saat ini harus menjadi pedoman bagi semua guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
1. Pendekatan Standar Proses Pendidikan (SPP)
Pendekatan standar proses pendidikan dalam pembelajaran adalah proses yang harus dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.[6]
2. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pembelajaran. Pendekatan ini digunakan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran.[7]
Dalam Islam, terdapat beberapa istilah yang sangat tepat digunakan sebagai pendekatan pembelajaran. Konsep-konsep itu antara lain: tilawah, ta’lim, tarbiyah, ta’dib, tazkiyah, dan tadlrib. Tilawah menyangkut kemampuan membaca, ta’lim terkait dengan pengembangan kecerdasan intelektual, tarbiyah menyangkut kepedulian dan kasih sayang secara pribadi, ta’dib terkait dengan kecerdasan emosional, tazkitah terkait dengan pengembangan kecerdasan spiritual, dan tadlrib terkait dengan kecerdasan fisik atau keterampilan.[8]
Berikut ini ada beberapa macam pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
1. Pendekatan pengalaman, yaitu pemberian pengalaman kepada peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembiasaan, yaitu suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja kadangkala tanpa dipikirkan.
3. Pendekatan emosional, yaitu usaha menggugah peasaan emosi peserta didik dalam menyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk.
4. Pendekatan rasional, yaitu suatu pendekatan yang menggunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima materi pelajaran.
5. Pendekatan fungsional, yaitu pendekatan yang menekankan pada kemanfaatan materi yang sedang diajarkan kepada peserta didik.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hakikat pendekatan merupakanpendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Contoh pendekatan diantaranya adalah pendekatan lingkungan, pendekatan konsep, pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik, pendekatan kontekstual, pendekatan keterampilan proses, pendekatan deduktif, pendekatan induktif, pendekatan sains lingkungan teknologi masyarakat, pendekatan kompetensi, pendekatan holistik, dan lainya pendekatan-pendekatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Baziri, Ahmad dan Muhammad Idris. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dirman dan Cicih Juarsih. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein. 2013.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2007. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wiyani, Novan Ardi dan Barnawi. 2012.Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tentang Penulis
Jannatin Aliyah lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada tanggal 19 Juni 1998. Mempunyai hobbi menyanyi, menggambar, dan jalan-jalan.Bercita-cita menjadi bidan tetapi karena keadaan berubah cita-citanya menjadi guru, yaitu guru yang profesional.
Pendidikannya dimulai dari TK, yaitu TK ABA Batik Pekajangan, Kedungwuni, Pekalongan. Ketika MI ditempuh di desa kelahirannya sendiri yaitu MIWS Karangdowo I, Kedungwuni Pekalongan. MTs sampai MA ditempuhnya di desa Simbangkulon yaitu MTsS Simbangkulon II dan MAS Simbangkulon, Buaran Pekalongan. Pada tahun 2016 masuk di IAIN Pekalongan Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, sampai saat ini masih aktiv menjadi mahasiswa di IAIN Pekalongan.
[1]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran,(Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2007), hlm. 75-76.
[2]Dirman dan Cicih Juarsih. Teori Belajar dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014), hlm. 65-67.
[3]AhmadBaziri dan Muhammad Idris,Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 71.
[4]Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya., 2011), hlm. 18-19.
[5]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 54.
[6]Dirman dan Cicih Juarsih, Op. Cit., hlm 67-68.
[9]Novan Ardi Wiyani dan Barnawi,Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 191-194.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan bijak