PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
“ PENERAPAN PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR”
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada baginda nabi agung Muhammad SAW, semoga kita semua termasuk umat yang mendapat syafaat di Yaumul Akhir nanti. Aamiin.
Makalah tentang “Penerapan Pendekatan Belajar Mengajar”, dibuat guna memenuhi tugas mata Strategi Belajar Mengajar
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah memberikan waktu untuk mengizinkan penulis menyelesaikan makalah ini dengan semampu penulis. Serta teman-teman yang telah mendukung sehingga makalah ini dapat terselesaikan .
Dengan menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi bahasa, analisis materi kajian ataupun cara penulisannya. Maka dari itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Pekalongan, 6 Oktober 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema : Pendekatan Belajar Mengajar
B. Sub Tema : Penerapan Pendekatan Belajar Mengajar
C. Mengapa Penting Untuk Dikaji
Penerapan pendekatan belajar mengajar penting untuk dikaji karena dengan penerapan pendekatan belajar mengajar maka penyampaian materi atau keterampilan kepada siswa dapat berjalan dengan lancar, nyaman dan menyenangkan. Penerapan pendekatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru akan berpengaruh terhadap berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran itu sendiri.
Penerapan pendekatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk calon guru bahwa ketika kelak mengajar dapat menerapkan pendekatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan kreativitas peserta didik, mampu menjadikan peserta didik aktif, mampu menjadikan peserta didik mengungkapkan pendapat-nya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru yang memaknai dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan.
Dalam belajar guru harus pandai menggunakan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik, hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.[1]
B. Penerapan Pendekatan Belajar Mengajar
1. Pendekatan Kompetensi
Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, kompetensi menunjukkan kepada perbuatan (performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Dalam proses belajar paling tidak terdapat tiga landasan yang mendasari pembelajaran berdasarkan pendekatan kompetensi. Pertama, adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok kearah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau belajar sebagai penguasaan (learning for mastery) adalah falsafah tentang pembelajaran yang tepat, semua peserta didik akan dapat belajar dengan hasil yang baik dari seluruh bahan yang diberikan. Landasan teoritis yang ketiga bagi perkembangan pendidikan berdasarkan kompetensi adalah menyusun kembali definisi bakat.
Implikasi dari pendekatan kompetensi terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran perlu menekankan pada pembelajaran individual meskipun dilaksanakan secara klasikal, dalam pembelajaran perlu diperhatikan peserta didik. Dalam hal ini misalnya tugas diberikan secara individu, bukan secara kelompok.
b. Perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan media dan metode yang bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti belajar dengan tenang dan menyenangkan.
c. Dalam pembelajaran perlu diperhatikan waktu yang cukup, terutama dalam penyelesaian tugas/praktik pembelajaran agar setiap peserta didik dapat mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia disekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan diluar kelas.[2]
2. Pendekatan Lingkungan
Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati sendiri apa-apa yang ada disekitar, baik dilingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.
Implikasi dari pendekatan lingkungan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan metode karya wisata, metode pemberian tugas, dan lain-lain.
b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan sekolah (kelas) untuk kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti narasumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.[3]
3. Pendekatan Konstruktivisme Belajar
Pendekatan kontruksivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus kepada peserta didik sebagai pusat dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan potensinya secara optimal.. Pendekatan konstruktivis dalam belajar dilakukan, melalui proses eksplorasi personal, diskusi, dan penulisan refleksi.
Implikasi pendekatan Konstruktivisme terhadap proses pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, jika peserta didik tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalah dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya.
b. Pada akhir proses pembelajaran, peserta didik memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda sesuai dengan kemampuannya.
c. Untuk mengambil keputusan (menilai), peserta didik harus bekerja sama dengan peserta didik lainnya.
d. Guru harus mengakui bahwa peserta didik membentuk dan menstruktur pengetahuaanya berdasarkan modalitas belajar yang dimilikinya, seperti : bahasa, matematika, musik, dan lain-lain.[4]
4. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan kepada keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses penerapan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik akan merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan memperoleh makna yang mendalam terhadap apa yang dipelajarinya.[5]
Pendekatan Kontekstual dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar berupa menghadirkan atau membangun model sebagai contoh pembelajaran. langkah-langkah membangun model antara lain:
a. Uji pengetahuan yang telah dimiliki siswa mengenai model.
b. Gunakan logo atau balok-balok kayu untuk menunjukkan bagaimana cara membangun model yang sederhana.
c. Cari ide-ide untuk dibuat model dalam bidang pelajaran. Minta siswa mendiskusikan bahan-bahan yang mereka perlukan untuk mebuat model-model tersebut.
d. Lakukan curah ide dengan siswa kelas tentang kriteria-kriteria yang diperlukan untuk membuat model yang baik.
e. Tugaskan untuk membangun model yang dibuat siswa menggambarkan konsep-konsep atau ide-ide yang berhubungan dengan unit atau topik tertentu yang akan mereka pelajari.
f. Tampilkan model di ruang kelas.
g. Tinjau setiap model yang dibuat dab berikan model tersebut kepada masing-masing pembuat model.[6]
5. Pendekatan Tematik (Thematic Approach)
Pendekatan tematik merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dan berpusat pada sebuah pokok atau persoalan.
Pendekatan tematik dapat diterapkan oleh seorang guru, jadi semua bahan ajar menjadi tanggung jawabnya. Dapat pula diterapkan oleh beberapa guru secara kolektif, namun harus dilandasi dengan kelancaran komunikasi, semangat kerja sama, dan mengadakan koordinasi yang baik diantara mereka.[7]
Pendekatan Tematik dapat diterapkan pada model pembelajaran teknik Jigsaw. Pelaksanaan teknik Jigsaw antara lain:
a. Bentuk kelompok beranggotakan tiga siswa dengan kemampuan berbeda. Berikan pada setiap kelompok satu salinan bacaan, bukan bacaan fiksi. Pastikan bacaan tersebut bukan potongan bacaan lainnya sehingga setiap kelompok dapat membaca bacaan tersebut tanpa harus mengacu pada bacaan sebelumnya.
b. Bagi bacaan menjadi beberapa bagian berdasarkan penggalan-penggalan logis dalam bahan bacaan. Tugaskan seorang siswa membaca satu bagian sementara kelompok lain mendengarkan dan memcatat.
c. Siapkan grafik penyusun. Minta siswa untuk membuat daftar ide-ide utama yang dipaparkan dalam bacaan.
d. Perintahkan setiap anggota kelompok menunjukkan tanggapan-tanggapan dan informasi-informasi yang masuk kedalam grafik penyusun saat seluruh bacaan selesai dibaca. Menggunakan informasi ini buat satu macam grafik yang memuat seluruh informasi penting yang diperoleh.
e. Setelah jigsaw terbentuk, lakukan diskusi kelas mengenai bahan bacaan. Perhatikan hubungan diantara bagian-bagian tersebut.[8]
6. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
Dalam pendekatan STM guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang diterima siswa akan lebih lama diingat. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari-hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah-langkah ilmiah.[9]
Pendekatan STM dalam proses belajar mengajar dapat diterapkan dengan pembelajaran memecahkan masalah. Salah satu contohnya yaitu memecahkan masalah dalam cerita. Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Bersama seluruh kelas, melakukan curah ide untuk memperoleh daftar tayangan televisi, dan minta siswa menjelaskan mengapa mereka memilih tayangan tersebut.
b. Pada papan tulis, gambar tabel T dua kolom dengan judul “ Masalah” dan “ Strategi yang digunakan”. Pilih salah satu tayangan dari daftar dan minta salah satu siswa mendiskusikan situasi masalah yang terjadi di dalam tayangan.
c. Lakukan curah ide mengenai solusi-solusi yang memungkinkan untuk memecahkan masalah.
d. Terangkan bahwa siswa akan bertindak mengeluarkan situasi masalah, dan memutuskan solusi terhadap masalah.
e. Berikan setiap kelompok lembar tabel pemecahan masalah dan minta siswa untuk bekerja bersama-sama melengkapinya.[10]
7. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator-indikator pendekatan Keterampilan Proses antara lain kemampuan mengidentifikasi, mengklarifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.[11]
Pendekatan Keterampilan Proses dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan melakukan pengamatan. Salah satu contoh kegiatan pengamatan yaitu proyek mengamatan tanaman. Langkah-langkah kegiatan proyek pengamatan tanaman antara lain:
a. Siapkan siswa biji-bijian dari tiga jenis tanaman berbeda: bunga, kacang-kacangan, rumput-rumputan. Berikan setiap siswa tiga pot dan tanah secukupnya.
b. Minta siswa membuat tabel dalam buku catatannya, yang nanti akan digunakan untuk memperlihatkan sikslus pertumbuhan dari setiap tanaman.
c. Diskusikan apa saja yang harus dilakukan agar biji dapat tumbuh. Tugaskan siswa membuat daftar petunjuk untuk menanam setiap jenis tanaman.
d. Minta siswa memeriksa tanamannya dua hari sekali, untuk mengamati tanda-tanda pertumbuhannya dan mencatat pengematannya.
e. Setelah tanaman berumur 6 sampai 7 minggu, minta siswa membuat tabel yang memuat daftar ciri-ciri umum untuk setiap jenis tanaman.
f. Tugaskan siswa menunjukkan persamaan dan perbedaan setiap jenis tanaman.
g. Saat tanaman mencapai cukup dewasa, minta siswa menulis ringkasan yang menggambarkan karakteristik setiap tanaman. [12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar perlu diterapkannya pendekatan belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Dimana dalam mengajar guru harus pandai menggunakan pendekatan yang baik dan benar, yang mampu menjadikan anak didik mengeksplor dirinya sendiri, mampu bertanya dan mampu mengemukakan pendapat.
Ada beberapa pendekatan belajar mengajar antara lain: pendekatan kompetensi, pendekatan lingkungan , pendekatan kontruksivisme, pendekatan kontekstual, pendekatan Tematik, Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat dan Pendekatan Keterampilan proses. Yang mana dari pendekatan-pendekatan tersebut dapat diterapkan dengan baik maka tujuan pembelajaran yang diinginkan akan tercapai dengan baik.
Daftar Pustaka
Bellance James. 2011. 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif untuk Melibatkan Kecerdasan Siswa. Jakarta: PT. Indeks
Djaramah Syaiful Bahri, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hanafiah Nanang, dkk. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama
Mustakim Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press
[1] Syaiful Bahri Djaramah, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 61-61
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 77-78
[3] Ibid., hlm. 81-82
[4] Nanang Hanafiah, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 62-63
[5] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 82
[6] James Ballanca, 200+ Strategi dan Proyek Pembelajaran Aktif, (Jakarta: PT. Indeks, 2011), hlm. 153
[7] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 84-85
[9] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 86
[11] Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan bijak