MANAJEMEN KELAS
“Aspek Manajemen Kelas”
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohamtulloh Wabarokatuh
Alhamdulillahirobbilalamin Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak segala kenikmatan, nikmat iman, islam dan ihsan, juga Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agug Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti , aminn
Tentunya apa yang penulis susun dalam makalah Manajemen Kelas dengan sub tema Aspek Manajemen Kelas ini masih banyak sekali kekurangan sehingga masih sangat perlu untuk belajar lagi dan lagi. Dan juga penulis ingin menguapkan terimakasih yang sebesar besarnya atas dukungan dari berbagai pihak, yaitu :
1. Kedua orang tua yang senantiasa berdoa dalam setiap nafasnya
2. Dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Bapak. Muhammad Ghufron Dimyati, M.S.I
3. Teman-teman seperjuangan yang mempunyai impian dan ingin menggapai secara bersama di Kampus IAIN Pekalongan tercinta.
Semoga makalah ini bisa mendatangkan manfaan bagi para pembaca nya. aminn
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Pekalongan, 16 November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema Makalah :
Manajemen Kelas
B. Sub Tema Makalah :
Aspek Manajemen Kelas
C. Mengapa penting untuk dikaji?
Makalah ini penting dikaji karena dalam Sistem belajar mengajar tentunya memerlukan upaya dan juga aspek apa saja yang harus ada untuk mengkondisikan kelas agar kelas bisa menciptakan suasana yang kondusif dan meneyenangkan bagi siswanya, agar tujuan pembelajaran yanga akan disampaikan bisa lebih mudah diterima siswa. Sehingga siswa akan merasa nyaman dan betah ketika pembelajaran di kelas. Tentunya guru haruslah mempunyai ketrampilan kekreatifitasan dalam mengelola kelas menjadi suasana yang menyenangkan untuk siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Manajemen
Encyclopedia of the Social Sciences dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dengan prose situ pelaksanaan suatu tujuan yang telah ditentukan diselenggarakan dan diawasi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, menurut G. R. Terry, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian.
2. Pengertian Kelas
Dalam dunia pendidikan, kelas memiliki beragam makna, yaitu:
1. Sekelompok siswa yang sedang mengikuti suatu pembelajaran atau kuliah tertentu.
2. Sebagai proses belajar mengajar
3. Sebagai bangunan fisik atau ruang, tempat dimana terjadi proses belajar mengajar
4. Sebagai tingkatan sekolah dimana seorang anak belajar.
3. Pengertian Manajemen Kelas
Syaiful Bahri Djamarah dan Aawan Zain mengemukakan bahwa manajemen kelasa adalah suatau upaya memberdayakan suatau potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung prosesn interaksi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.[1]Sementara Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa Manajemen Kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal.[2]
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat dikemukakan bahwa manajemen kelas merupakan suatu usaha sengaja yang dilakukan oleh guru dengan maksud agar dapat dicapai suatu kondisi yang optimal sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, manajemen kelas adalah kegiatan untuk mewujudkan dan mempertahankan proses pembelajaran yang optimal.[3]
4. Tujuan Manajemen Kelas
Adapun tujuan dari manajemen kelas secara umum adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar peserta didik dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual didalam kelas.
Dengan adanya fasilitas yang tersedia itu memungkinkan siswa:
v Belajar dan bekerja
v Terciptanya suasana disiplin
v Perkembangan intelektual,emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:
1. Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan Progress, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.
2. Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.
3. Self-confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi.[4]
5. Fungsi Manajemen Kelas
Secara umum, fungsi manajemen kelas ditinjau dari analisis masalah adalah sebagai berikut:
1) Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala tugas; berarti bahwa aspek manajemen kelas yang dihadirkan bisa membantu tugas guru untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik.
2) Memelihara agar tugas-tugas guru dapat berjalan dengan lancar; ini menunjukkan bahwa aspek manajemen kelas dapat diklasifikasikan bentuk-bentuk tugas tertentu.
Fungsi diatas dapat dijabarkan menjadi beberapa tugas yang harus dilakukan guru dalam kegiatan manajemen kelas, yang meliputi:
a. Membantu kelompok dalam membagi tugas
b. Membantu pembentukan kelompok
c. Membantu kerja sama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi
d. Membantu individu agar dapat bekerja sama dalam kelompok atau kelas
e. Membantu prosedur kerja
f. Mengubah kondisi kelas
Dengan demikian, manajemen kelas pada akhirnya bermuara pada pengaturan peserta didik, dan produk-produk yang dihasilkan dalam manajemen kelas harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.[5]
B. ASPEK MANAJEMEN KELAS
Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif, dan kreatif. Menurut Oemar Hamalik ada & aspek yang memiliki fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
1. Aspek tujuan instruksional
2. Aspek materi pelajaran
3. Aspek metode dan strategi pembelajaran
4. Aspek ketenagaan, meliputi aspek siswa, waktu, tempat, perlengkapan
5. Aspek media instruksional
6. Aspek penilaianAspek penunjang fasilitas
Menurut Lois V. Johnson dan May Bany mengemukakan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas:
ü Sifat-sifat kelas
ü Kekuatan pendorong kekuatan kelas
ü Memahami situasi kelas
ü Mendiagnosis situasi kelas
ü Bertindak selektif
ü Bertindak kreatif
ü Untuk memperbaiki kondisi kelas.
Selain itu ada beberapa aspek yang harus oleh seorang guru dalam mengelola kelas, yaitu:
1. Pengaturan atau pengkondisian fisik
a) Ruang tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Empat kunci penataan ruang bagi pengaturan ruang yang baik, yaitu:
1. Jadikan wilayah berlalu lintas tinggi bebas dari kemacetan
2. Pastikan bahwa para siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
3. Jaga material pelajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa mudah diakses
4. Siswa dapat dengan mudah melihat presentasi dan tampilan seisi kelas.
b) Pengaturan tempat duduk.
Adalah gaya atau model penataan tempat duduk dalam ruang kelas seperti penataan kelas Gaya auditorium,Gaya tatap muka ( face to face), Gaya off-set,Gaya seminar,Gaya klaster.
c) Ventilasi dan pengaturan cahaya.
Ventilasi ini harus menjamin kesehatan peserta didik. Demikian halnya dengan lampu penerangan, ketika lampu terang siswa belajar tanpa merasa ada gangguan, sementara kalau lampu gelap belajar menjadi tidak konsentrasi. Dalam studi yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika, H. I. Taylor dan J, Orlansky melaporkan bahwa udara panas menurunkan nilai beberapa pelajaran intelektual maupun fisik secara drastis.[6]
d) Penataan keindahan dan kebersihan kelas
- Hiasan dinding
- Penempatan lemari: untuk buku didepan dan alat-alat peraga dibelakang
- Pemeliharaan kebersihan: siswa bergiliran membersihkan kelas
2. Pengaturan peserta didik
a. Postur tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang.
b. Anak didik yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya di depan.
c. Anak didik yang cerdas sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas.
d. Anak didik yang pandai bicara dikelompokkan dengan anak didik pendiam.
e. Anak didik yang gemar membuat keributan dan mengganggu temannya lebih baik dipisah dan tidak terlepas dari pengawasan guru.
3. Permasalahan Kelas
Ketidaktercapaian seorang guru dalam mewujudkan tujuan pembelajaran sejalan dengan kurang cakapnya pendidik dalam manajemen kelas. Indikator dari keberhasilan tersebut meliputi prestasi belajar peserta didik rendah,yang tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang telah ditentukan. Lebih lanjut lgi, berhasil atau tidaknya manajemen kelas bergantung pada dua faktor utama, yaitu: guru dan peserta didik. Permasalahan yang disebabkan oleh faktor guru diantaranya adalah:
1. Ketidakmampuan dalam memisahkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan.
2. Beban pekerjaan administratif yang menyita banyak waktu.
3. Penampilan fisik dan gaya belajar yang kurang menarik.
4. Pengendalian emosi yang kurang.
5. Keterampilan komunikasi yang kurang efektif pada peserta didik.
Sementara itu, permasalahan yang muncul dari faktor peserta didik disebutkan seperti berikut:
1. Persaingan yang tidak sehat antar peserta didik
2. Perbedaan jenis kelamin, suku, ras, dan agama sehingga memunculkan rasa tidak senang dengan peserta didik lain.
3. Reaksi yang muncul didalam kelas akibat suatu peristiwa cenderung negatif seperti perilaku melawan dan mengancam pendidik.
4. Sebagian teman satu kelas akan memberikan toleransi kesalahan yang disebabkan oleh temannya seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
5. Kesulitan siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan kelas yang baru.
Konsekuensinya, keberagaman permasalahan perilaku peserta didik dapat menimbulkan dampak negatif dalam manajemen kelas, seperti berikut:
1. Kurangnya kesatupaduan, yang ditandai perbedaan visi misi antarkelompok belajar dan perbedaan jenis kelamin didalam kelas.
2. Tidak ada standar perilaku dalam belajar secara kelompok, yang ditandai dengan ketidakteraturan peserta didik dalam proses pembelajaran seperti mengobrol dengan peserta didik lainnya selama pembelajaran berlangsung.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, yang ditunjukkan dengan adanya perselisihan antaranggota kelompok.
4. Moral rendah, permusuhan, agresif, yang ditunjukkan dengan kurangnya alat-alat pembelajaran dan sarana prasarana lainnya.[7]
Ada juga yang berpendapat bahwa, masalah manajemen kelas dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
· Masalah individu
a) Attention getting behaviors (pola perilaku mencari perhatian).
b) Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan kekuatan)
c) Revenge seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan balas dendam).
d) Helplessness (peragaan ketidakmampuan).
Keempat masalah individual tersebut akan tampak dalam berbagai bentuk tindakan atau perilaku menyimpang, yang tidak hanya akan merugikan dirinya sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain atau kelompok.
· Masalah kelompok
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
a) Penyimpangan dari norma-norma perilaku yang telah disepakati sebelumnya.
b) Kelas mereaksi secara negatif terhadap salah seorang anggotanya.
c) "Membombong” anggota kelas yang melanggar norma kelompok.
d) Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
e) Semangat kerja rendah atau semacam aksi protes kepada guru, karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair. Kelas kurang mampu menyesuakan diri dengan keadaan baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa untuk memperlancar dan pengkondisionalan kelas sangatlah dibutuhkan manajemen kelas yang baik, yang bisa memberikan kenyamanan dan suasana kelas yang menyenangakan. Adapun aspek-aspek manajemen kelas meliputi pengaturan atau pengkondisian fisik, seperti penataan ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya, penataan keindahan dan kebersihan kelas,pengaturan peserta didik, permasalahan kelas
Jika manajemen kelas terpenuhi maka sudah sewajarnya tujuan kelas akan lebih mudah tercipta, karena adanya kerjasama antar beberapa aspek yang bisa membuat suasana kelas menjadi baik dan terkontrol. Gurupun bisa memberikan materi dengan baik dan siswa pun bisa menerima nya dengan baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
- Djamarah Syaiful Bahri, Awan Zain. 2006. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta.
- Suharsimi, Arikunto. 1988. Pengelolaan kelas dan Siswa. Jakarta : Rineka Cipta.
- Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi & Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN PRESS.
- Fathurrohman, Pupuh. 2007.Strategi Belajar Pengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama.
- Mustakim, Zaenal. 2017 Strategi & Metode Pembelajaran. Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN PRESS.
- Syarifurahman. 2013. Metode Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.
[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Awan Zain, Gur dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) hlm 145.
[3] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag.,Strategi & Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2009), hlm. 29.
[4] Prof. Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar; Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), hlam.104.
[5] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 206.
[7] Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., Strategi dan Metode Pembelajaran, ( Pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 207.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar dengan bijak