Jumat, 17 November 2017

MAKALAH CONTOH-CONTOH VARIASI DAN GAYA MENGAJAR

VARIASI DAN GAYA MENGAJAR
"CONTOH-CONTOH VARIASI DAN GAYA MENGAJAR"


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas izin-Nya makalah yang berjudulVariasi dan Gaya Mengajarini dapat diselesaikan. Salawat dan salam semoga tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., sahabatnya, keluarganya, dan umatnya hingga akhir zaman.
            Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Strategi Belajar-Mengajar (SBM) di lingkungan IAIN Pekalongan. Makalah ini menjelaskan tentang contoh-contoh mengenai variasi dan gaya mengajar selaku kita kelak menjadi seorang guru di lingkungan MI/SD. Hal ini dimaksudkan untuk membekali mahasiswa FTIK agar memiliki pemahaman dan apresiasi terhadap contoh-contoh dari variasi dan gaya mengajar sekaligus membangun mental mahasiswa FTIK sebagai seorang calon guru MI/SD agar mampu menerapkan variasi dan gaya mengajar tersebut di saat mengajar kelak.
Penulis sudah berusaha untuk menyusun makalah ini selengkap mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah, Bapak Muhammad Ghufron, yang telah memberi amanah kepada penulis untuk mengisi materi penulisan makalah ini. Penulis juga menerima saran dan kritik dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah mendatang.
            Akhirnya, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dan membantu mahasiswa  FTIK dalam rangka memahami Mata Kuliah Strategi Belajar-Mengajar di semester tiga ini. Aamiin yaa rabbal ‘alamin. Selamat membaca!

                                                            Pekalongan,  11 November 2017
                                                                       

Penulis




DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... ….4
A.       Latar Belakang Masalah ........................................................ 4
B.       Rumusan Masalah .................................................................. 4
C.       Sistematika Kerangka Makalah ............................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 5
A.       Pengertian Variasi Mengajar .................................................. 5
B.       Pengertian Gaya Mengajar ..................................................... 6........
C.       Contoh Variasi dalam Gaya Mengajar ................................... 7
BAB III PENUTUP..................................................................................... 12........
A.       Simpulan............................................................................... 12
B.       Saran-saran/Rekomendasi..................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13........
BIODATA PENULIS ................................................................................ 15










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tema: Variasi dan Gaya Mengajar
Sub Tema: Contoh-contoh Variasi dan Gaya Mengajar
Mengapa variasi dan gaya mengajar penting dikaji?
Variasi dan gaya mengajar penting dikaji karena variasi dan gaya mengajar merupakan elemen penting bagi seorang pendidik dalam melakukan proses pembelajaran. Elemen yang membantu guru dalam melakukan pengajaran kepada peserta didik dan mendukung keberhasilan proses pembelajaran bagi seorang pendidik. Oleh kaena itu, variasi dan gaya mengajar penting diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik dan dapat menghindarkan kebosanan atau sifat monoton dalam proses pembelajaran.

B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1.      Apakah pengertian dari variasi mengajar?
2.      Apakah pengertian dari gaya mengajar?
3.      Bagaimana contoh-contoh variasi dalam gaya mengajar?

C.  Sistematika Kerangka Makalah
            Makalah ini ditulis dalam 3 bagian, meliputi:
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, dan sistematika kerangka makalah;
Bab II, bagian pembahasan;
Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran/rekomendasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Variasi Mengajar
Variasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bermacam-macam sebagai akibat perubahan dari keadaan sebelumnya. Menurut Depdiknas 2003, variasi mempunyai beberapa makna, yaitu; tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan, bentuk/rupa yang lain, dan perubahan turun-menurun yang disebabkan oleh perubahan lingkungan.[1]
Kemudian, mengajar memiliki pengertian dari sudut pandang berbeda, yaitu secara kuantitatif, kualitatif, dan institusional. Secara kuantitatif, mengajar berarti the transmission of knowledge,yaitu penularan atau pemindahan pengetahuan. Pengetahuan yang dikuasai guru ditransfer ke peserta didik. Secara kualitatif, mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Sedangkan secara institusional, mengajar diartikan the efficient orchetration of teaching skill, yaitu kemampuan mengajar secara efisien.[2]
Jika dihubungkan dengan proses pembelajaran, variasi mengajar adalah bermacam atau beragamnya bentuk/rupa kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Pendidik dalam melaksanakan perannya harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisplinan, dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa-siswi secara optimal, baik fisik maupun psikis, terutama dari pengaruh variasi mengajarnya. [3]
Jadi, variasi mengajar dapat dimaknai sebagai bentuk perubahan atau inovasi yang diberikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran yang dapat diamati dari berbagai aspek, yaitu; variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan materi pembelajaran, dan variasi dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik.

B.     Pengertian Gaya Mengajar
     Gaya mengajar dapat diartikan sebagai dimensi atau kepribadian luas yang mencakup posisi guru, pola perilaku, modus kinerja, dan sikap terhadap diri sendiri dan orang lain. Manen dalam Marzuki 1999;21 mengemukakan bahwa gaya mengajar adalah ciri-ciri kebiasaan, kesukaan yang penting hubungannya dengan peserta didik, baik materi, strategi, metode, dan media pembelajaran, serta kurikulum yang digunakan. Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan peserta didik.[4]
     Lebih dari itu, gaya mengajar lebih menekankan suatu kebiasaan dan cara istimewa dari tingkah laku atau pembicaraan guru atau dosen. Sementara itu, Ornstein mendefinisikan gaya mengajar sebagai gaya guru yang berhubungan dengan bagaimana guru memanfaatkan ruang kelas, pilihan kegiatan, dan materi pembelajaran, serta cara pengelompokan peserta didik.
     Di sini guru harus mampu menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Mengingat strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.[5] Menjadi seorang guru tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Kreativitas merupakan dasar dari segala hal dalam rangka meningkatkan sesuatu ke arah kemajuan. Maka seorang guru harus memiliki pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.[6]
     Selain itu, dapat dipahami bahwa gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru pada saat mengajar, baik yang bersifat kurikuler maupun psikologis. Gaya mengajar yang bersifat kurikuler dapat ditunjukkan ketika guru mengajar sesuai dengan tujuan dan sifat mata pelajaran tertentu. Sementara itu, gaya mengajar yang bersifat psikologis dapat diamati ketika guru mengajar sesuai dengan motivasi peserta didik, pengelolaan kelas, dan evaluasi hasil belajar.
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat dinyatakan bahwa gaya mengajar merepresentasikan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran yang dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, pendekatan-pendekatan psikologi yang digunakan, dan kurikulum yang diimplementasikan.

C.    Contoh Variasi dalam Gaya Mengajar

a.      Variasi dari Aspek Gaya Mengajar
1.      Variasi Suara (Intonation, Volume, and Speed)
     Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat. Suara guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, maupun kecepatan. Hal ini mengisyaratkan variasi suara dapat memengaruhi informasi yang disampaikan kepada peserta didik. Misalnya, guru dapat menaikkan intonasi dan volume ketika menyampaikan hal-hal yang dianggap penting atau untuk membangkitkan kembali semangat belajar peserta didik.
     Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif. Hal ini memungkinkan guru mengelola kegiatan dengan jelas dan efektif serta efisien dalam memainkan perannya.[7]Memang berbicara di depan kelas tidak dapat disamakan dengan orang berpidato dan membaca puisi. Hal ini berarti bahwa guru menganggap peserta didik sebagai lawan bicara sehingga terjadi interaksi yang interaktif dan komunikatif.

2.      Pemusatan Perhatian/Penekanan (Focusing)
     Memang menarik perhatian peserta didik itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah peserta didik yang banyak. Agar perhatian peserta didik didik tetap ada, perlu adanya prinsip-prinsip sebagai berikut.
a.       Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru karena jenis rangsangan baru yang dapat menarik perhatian termasuk warna dan bentuk. Contohnya, seorang guru dapat menarik perhatian tentang kata-kata penting pada suatu bacaan dengan memberi warna merah atau menggarisbawahi;
b.      Perhatian seseorang tertuju atau terarah pada hal-hal yang dianggap rumit.
c.       Orang mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dikehendakinya yaitu hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
     Ketiga prinsip di atas mengemukakan bahwa guru harus mengetahui banyak tentang peserta didiknya agar bisa mengarahkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran sehingga peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi.
3.      Pemberian Waktu (Pausing)
     Variasi lain dalam gaya mengajar untuk memusatkan perhatian peserta didik ialah dengan memberikan waktu sejenak tanpa adanya kegiatan sehingga keadaan menjadi sunyi/senyap untuk sementara waktu.
4.      Kontak Pandang (Eye Contact)
     Ketika proses belajar-mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para peserta didiknya. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan situasi kelas dengan baik. Untuk itu, pandanglah peserta didik secara merata tapi jangan berlebihan, dan gunanya pandangan mata seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar peserta didik.
5.      Gerakan Anggota Badan (Gesturing)
     Gerak anggota badan jua perlu divariasi. Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan, dan anggota badan lainnya adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya adalah untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan dalam memperjelas penyampaian materi.
6.      Perpindahan Posisi (Positioning)
     Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat dilakukan dari bagian depan ke belakang, sisi kiri ke sisi kanan, atau di antara peserta didik dari belakang ke sisi samping kelas. Perpindahan ini dapat membantu dalam menarik perhatian peserta didik dan meningkatkan kepribadian guru.

b.      Variasi Media dan Materi Pembelajaran
1.      Variasi Media Pembelajaran
I.       Variasi Media Pandang (Visual Aids)
           Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajar khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film strik, tv, radio, recorder, gambar grafik, model demonstrasi, dan lain-lain.
II. Variasi Media Dengar (Audio Aids)
                 Sejumlah media dengar yang dapat dipakai dalam interaksi edukatif di antaranya adalah pembicaraan peserta didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman musik, rekaman drama, wawancara, bahkan rekaman suara ikan lumba-lumba yang kesemuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.



III. Variasi Media Dengar dan Pandang (Audio-Visual Aids)
                 Penggunaan media dengar dan pandang melibatkan indra pendengaran dan penglihatan. Media yang termasuk jenis ini antara lain seperti film, televisi, radio, slide projector, dan sebagainya.
IV. Variasi Media yang Dapat Diraba, Dimanipulasi, dan Digerakkan Motorik
                 Penggunaan media yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan akan menarik perhatian peserta didik dan dapat melibatkan peserta didik dalam membentuk dan memeragakan kegiatannya, baik secara individu maupun kelompok. Media yang dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ini meliputi peragaan yang dipresentasikan oleh guru atau peserta didik, model, specimen. Patung, topeng, dan boneka.
2.   Variasi Materi Pembelajaran
           Penggunaan variasi materi pembelajaran yang dimaksudkan di sini ialah bahwa guru dalam proses pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja, tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi penunjang. Materi penunjang yang dimaksud seperti contoh-contoh verbal, cerita atau anekdot, dan sebagainya.

c.       Variasi Penggunaan Metode
          Metode adalah alat pencapaian tujuan, dalam hal ini adalah tujuan pemebelajaran. Maka dari itu, dalam menggunakan metode pembelajaran, seorang pendidik pun dituntut untuk dapat menvariasikannya sehingga lebih menarik. Jadi metode yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan  kegiatan yang ditetapkan dan tujuan pembelajaran. Misalnya, selain menggunakan metode ceramah, seorang pendidik juga bisa menggunakan metode tanya-jawab, eksperimen, demonstrasi, pemberian tugas atau diskusi. Hal tersebut dimaksudkan agar para siswa terangsang untuk berpikir dan mampu mengeluarkan pendapat, ide, maupun gagasannya.

d.      Variasi Interaksi
          Dalam peranannya sebagai pendidik, guru harus berusaha menghidupkan proses pola interaksi dan motivasi agar tumbuh sikap motivasi dalam diri peserta didik pada proses pembelajarannya.[8] Pola interaksi guru dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sangat beragam. Dalam pemrosesan pola interaksi antara pendidik dan peserta didik, terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses kognitif), kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan), dan interaksi antarkeduanya yang akan menghasilkan hasil belajar.[9]Setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Proses ini berlangsung melalui interaksi antara guru dengan siswa dalam situasi instruksional edukatif.[10]
                Pola interaksi dapat berbentuk klasikal, kelompok, dan perorangan. Sedangkan variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan, atau demonstrasi. Terdapat dua pola interaksi yang umum terjadi dalam proses pembelajaran, yaitu guru aktif menjelaskan dan peserta didik aktif tanpa campur tangan dari guru atau guru hanya mengarahkan kegiatan pembelajaran.





BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Seorang pendidik yang hebat adalah tatkala ia mampu melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu membuat peserta didik antusias dalam kegiatan belajar-mengajar. Antusiasme peserta didik dapat diwujudkan ketika seorang guru mempunyai keahlian dalam mengajar yaitu yang mampu memvariasikan kegiatan pembelajaran dan gaya mengajar yang bisa menarik perhatian peserta didik. 
Oleh kaena itu, variasi dan gaya mengajar penting diaplikasikan dikarenakan mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga mampu membangkitkan antusiasme belajar peserta didik dan dapat menghindarkan kebosanan atau sifat monoton dalam proses pembelajaran.

B.     Saran-saran/Rekomendasi
Dengan memahami dan menghayati seluk-beluk mengenai variasi dan gaya mengajar, diharapkan mahasiswa atau penulis makalah dapat mengaplikasikan contoh-contoh variasi dan gaya mengajar sebagai calon guru MI/SD bagi peserta didik kelak sehingga kita akan menjadi seorang guru yang ideal dan mempunyai martabat di hadapan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal Mustakim. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi). Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.

Jamil Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

          Nanang Nahafiah dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

          Syaiful Bahri Djamarah. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
         
          Kokom Komalasari. 2011. Pembelajaran Konseptual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

          Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Bandung.

Etin Solihatin dan Dwi Nini Sutini. 2012. Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nunuk Suryani. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Tim Pengembang MKDP. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Jurnal Pendidikan Khusus dengan Judul Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Beajar Siswa, karya Galih Anne Rivera keluaran 2015.






[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), Cet. V (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press, 2017), 224
[2] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, Cet. I (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 60
[3] Nanang Nahafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 106-108
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Cet. V (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), 53
[5] Kokom Komalasari, Pembelajaran Konseptual: Konsep dan Aplikasi, Cet. II, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), 55
[6]Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2009), 1-6
[7] Etin Solihatin dan Dwi Nini Sutini, Strategi Pembelajaran PPKn, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 58-75
[8] Nunuk Suryani, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012), 39
[9] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Cet. III, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 201
[10] Jurnal Pendidikan Khusus dengan Judul Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Beajar Siswa, karya Galih Anne Rivera keluaran 2015, hlm. 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan bijak