Senin, 15 Juli 2019

Cara Evaluasi dan umpan Balik

Evaluasi dan Umpan Balik
“Cara Evaluasi dan umpan Balik”


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Tema                       : Evaluasi dan Umpan Balik

B.       Sub Tema               : Cara Evaluasi dan Umpan Balik

C.      Arti Penting Pengkajian Materi
Tema ini sangat penting untuk di kaji oleh mahasiswa khususnya kita calon pendidik. Sebagai bekal untuk melaksanakan proses evaluasi kelak kepada anak didik kita,dan dalam pelakasanaan Evaluasi dan umpan balik dapat berjalan dengan baik.agar kita sebagai guru mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai apa belum dan bagaimana langkah selanjutnya yang dapat kita lakukan sesudah dilakukan evaluasi yaitu dengan cara umpan balik kepada siswa.


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertiaan Evaluasi
Secara harfiah kata evalausi berasal dari bhasa inggris evaluations,dalam bahsa arab al-taqdir dalam bahasa indonesia berarti penilaian .Akar katanya adalah valuedalam bahasa arab al-Qimah dalm bahasa indonesia berarti nilai .Dengan demikian secara harfiah evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun sari segi istilah,sebagaimna dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W.Brown ,Evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.Jadi Evaluasi pendidikan merupakan kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan,sehingga dapat diketahui mutu dan hasil-hasilnya.
Berbicara tentang evaluasi pendidikan di Tanah air kita,Lembaga Administrasi Negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut          :
            Evaluasi pendidikan adalah    :
1)      Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,dibanding dengan tujuan yang telah ditentukan.
2)      Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan.[1]
B.Teknik Evaluasi
Dari segi alatnya ,penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Teknik Tes
Menurut suharsimi arikunto (20011,24-33),ditinjau dari segi kegunaan,untuk mengukur siswa dapat menggunakan tiga macam tes,yaitu tes diagnostik,tes formatif dan tes sumatif.
Disamping ituterdapat dua jenis tes yakni tes uraian atau tes essay dan tes objektif.Tes uraian terdiri atas uraian bebas ,uraian terbatas dan uraian terstruktur.Adapun tes Objektif terdiri atas beberapa bentuk yakni, bentuk pilihan benar salah,pilihan ganda degan berbagai variasinya ,menjodohkan,dan isisan pendek atau melenngkapi.
a.       Tes Uraian (Tes Subjektif)
Secara umum,tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan ,menjelaskan ,mendiskusikan,membandingkan,memberi alasan dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
            Bentuk tes uraian dibedakan menjadi tiga,yaitu sebagai berikut:
1)      Uraian bebas (Free Essay)
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi ,bergantung pada pandangan siwa karena pertanyaannya bersifat umum.
Kelemahan dari tes ini adalah guru sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi ,sulit menentukan kriteria penilaian,sangat subjektif karena bergantung pada guru yang menilai.
2)      Uraian Terbatas
Dalam uraian tersebut,pertanyaan telah diarahkan pada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu.Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.
3)      Uraian Berstruktur
Uraian Berstruktur meruapakan soal yang jawabannya berangkai antara soal yang pertama dengan soal berikutnya,sehingga jawaban soal pertama mempengaruhi benar salahnya jawaban soal berikutnya.Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka,tabel,grafik,gambar,bagan dan lain-lain.
b.      Tes Objektif
Tes Objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif .Dalam penggunaan tes objektif,jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak dari pada tes essay.Adapun macam-macam tes objektif yaitu tes benar salah,tes pilihan ganda,tes menjodohkan dan tes isian.
2.      Tenik Nontes
Hasil belajar dan proses tidak hanya dinilai oleh tes,tetapi juga dinilai dengan cara nontes.Penggunaan nontes masih sangat terbatas untuk menilai hasil hasil belajar dibandingkan dengan penggunaan tes.
Para guru disekolah peda umumnya lebih banyak menggunakan tes dari pada nontes,karena alatnya lebih mudah dibuat,penggunaannya llebih praktis dan yang dinilai terbatas pada aspek kognitif berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya.
Teknik nontes dapat dilakukan dengan cara wawancara dan kuisioner,Wawancara adalh suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara bebas dan terpiimpin.Adapun kuisioner sering disebut juga angket yaitu sebuah pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).[2]
C.Pengertian Umpan Balik
Hasil suatu pengukuran atau skor tes tertentu dapat digunakan sebagai umpan balik,baik bagi individu yang menempuh tes maupun bagi guru yang berusaha mentransfer kemampuan kepada siswa.Suatu skor tes dapat digunakan sebgai umpan balik bila telah diinterpretasi.setidaknya ada 2 cara menginterpretasi skor tes yaitu : pertama dengan membandingkan skor seseorang dengan kelompoknya,kedua dengan melihat kedudukan skor yang ditentukan sebelum tes dimulai.Untuk yang pertama dinamakan “normreference test” dan yang kedua dinamakan “criterion referencetest”.[3]
Jadi yang dimaksud Umpan Balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian atau hasil belajarnya.
Umpan Balik merupakan tindak lanjut dari Evaluasi yang dilakukan oleh guru kepada para siswanya,salah satu tindak lanjut adalah memberikan umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian dalam bidang yang dievaluasikan.Maka adalah tugas guru memberikan umpan balik setiap kali memberikan tes kepada siswanya.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa .Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik :
1.Umpan balik tidak mempermudah belajar siswa jika:
a.Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu (misalnya        : “menyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu dalam pikirannya sendiri.
b.Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawabn soal-soal yang diberikan.
2.Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat-syarat berikut ini:
a.Mengkonfirmasikan jawaban-jawabn benar yang diberikan siswa dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.
b.Mengidentifikasi kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaikinya sendiri.[4]
Menurut Kardi dan Nur untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada peserta didik yang jumlahnya bnaya,pendidik dapat menggunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan anatar lain sebagai berikut:
1.         Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan ,Hal ini tidak bebarti umpan balik perlu diberikan kepada perserta didik dengan seketika ,tetapi umpan balik seharusnya diberikan segera setelah proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengingat dengan jelas kinerja perfoma mereka di dalam kelas.
2.         Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik memungkinkan dapat membantu peserta didik misalnya: menuliskan “tiga kata tertulis salah pada makalah anda:efiktif,posatif dan vartikal”sebagai pengganti dari terlalu banyak kata salah ketik”.
3.         Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.Misalnya,” saya tidak dapat membaca tulisan anda karena jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain terlalu rapat,dan bukan “Tulisan tidak rapi dan kurang jelas”.
4.         Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik,umpan balik harus diberikan secar hati-hati agar bermanfaat.Kadang-kadang peserta dididk diberi umpan balik terlalu banyak dan umpan balik yang terlalu rumit untuk memahaminya.
5.         Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar,Tentunya setiap peserta didik lebih menyukai umpan balik yang positif dari pada yang negatif.Pada umumnya pujian akan diterima sedangkan umpan balik negatif akan ditolak.
6.         Apabila meberikan umpan balik negatif,Tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar.Apabila mengetahui bahawa sesuatu telah dilakukan salah ,umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh pendidik.
7.         Membantu pesarta didik memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil merupakan tanggug jawab pendidik agar mereka memusatkan perhatin pada proses atau teknik tertentu.Peserta didik perlu disadarkan bahwa teknik yang salah dapat saja memberikan hasil,Tetapi hasil tersebut akan menjadi penghambat untuk perkembangan lebih lanjut.
8.         Mengajari peserta didik cara memebri umpan balik kepada dirinya sendiri,dan bagaimana menilai keberhasilan kenerjanya sendiri.Belajar bagaimnan menilai keberhasilan diri sendiri dan memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri merupakan hal penting yang perlu dipelajari oleh peserta didik.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Evaluasi pendidikan merupakan kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan,sehingga dapat diketahui mutu dan hasil-hasilnya. Umpan Balik merupakan tindak lanjut dari Evaluasi yang dilakukan oleh guru kepada para siswanya,salah satu tindak lanjut adalah memberikan umpan balik kepada siswa mengenai tingkat pencapaian dalam bidang yang dievaluasikan.Maka adalah tugas guru memberikan umpan balik setiap kali memberikan tes kepada siswanya.Telah disebutkan dalam bab ini bahwa kelanjutan umpan balik adalah upaya peningkatan atau perbaikan belajar siswa .Siswa yang sudah memperoleh nilai yang baik dalam evaluasi diharapkan dapat (berusaha sendiri atau bersama guru) meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang dievaluasikan.Sebaliknya siswa yang mendapat nilai kurang dapat (berusaha sendiri atau bersama guru) memperbaiki belajarnya untuk dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai materi yang dievaluasikan.[5]


Daftar Pustaka


Prof.Drs.Anas Sudijono,1996,Pengantar evaluasi pendidikan,jakarta : Pt.Raja Gafindo Persada
Dr.Elis Ratnawulan S.Si.M.T DKK,2015,Evaluasi Pembelajaran,Bandung : Cv Pustaka Setia

Prof.Dr.S Eko putro Wijoyoko,M.Pd,2013,Evaluasi Program pembelajaran,Yogyakarta :Pustaka Pelajar

Dr.Suke Silverius ,1991,Evaluasi hasil belajar dan umpan balik, Jakarta : Pt.Grasindo

Dr.H.Zaenal Mustakim,M.Ag, 2017,Strategi dan metode pembejalaran,Yogyakarta: IAIN  Pekalongan Press





[1]Prof.Drs.Anas Sudijono,Pengantar evaluasi pendidikan,(jakarta : Pt.Raja Gafindo Persada 1996).hlm.1-2
[2] Dr.Elis Ratnawulan S.Si.M.T DKK,Evaluasi Pembelajaran,(Bandung : Cv Pustaka Setia 2015),hlm.119-123
[3]Prof.Dr.S Eko putro Wijoyoko,M.Pd,Evaluasi Program pembelajaran,(Yogyakarta :Pustaka Pelajar 2013),hlm.35
[4] Dr.Suke Silverius ,Evaluasi hasil belajar dan umoan balik,(jakarta : Pt.Grasindo 1991),hlm.148-150

[5]Dr.H.Zaenal Mustakim,M.Ag,Strategi dan metode pembejalaran,(Yogyakarta: IAIN  Pekalongan Press 2017) ,hlm.191 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar dengan bijak